Thursday, February 27, 2014

"Nggak Papa"

For some reason, I was wondering... kenapa sih orang-orang suka nulis status "nggak papa." Kalau memang nggak papa kenapa harus nulis status? Nggak ada yang tanya juga gitu. Mau nyari perhatian apa kode apa gimana?  Apa lagi kalau bikin emot dengan awalan " :' ". Apa gitu maksudnya?

Kalau di kehidupan sehari-hari, kadang juga nyebelin banget. Misalnya ada orang yang duduk diem di kelas terus ditanyain, "Kamu kenapa?" lalu dia jawab, "Nggak papa." sambil senyum kecil.

Aku pernah gitu. Seriusan. Tapi untuk sekarang kalau aku memang nggak papa aku akan diam.  Dibatin aja. I never seek for attention by being so weak like a sponge. Even Spongebob is who cries a lot is also "strong". Kalau memang kamu nggak papa, ya bersikaplah seolah-olah kamu tidak ada masalah, bersikaplah seperti biasa. Kenapa kalau kamu nggak papa kamu bersikap memelas gitu. Kalau memang kemu begitu ya bilang aja kalau lagi ada masalah tapi kamu nggak bisa ngomong masalahnya apa. Selesai, kan?

Aku dibesarkan dengan cara hardcore, aku seperti malu kalau menangis, menyatakan diri lemah di depan umum. Figurku yang besar memang tidak mendukungku untuk menjadi sangat "cewek". Aku juga punya masalah, tapi aku menyampung curhatanku di tempat yang menurutku benar. Di tempat yang tidak ada yang melihat (kalaupun ada itu orang-orang yang kamu percaya). Bukan untuk semua orang. Nggak semua orang harus tau kalau kamu sedih kok. Kalau kamu jatuh cinta. Kalau kamu ditaksir cowok. Kalau kamu habis putus.

Karena tidak semua hal harus kamu tulis di internet.

Aku mulai berpikir dengan cara kuno "menulis diari", semua orang akan lebih baik menjaga perasaannya untuk tidak urakan.

Sunday, February 23, 2014

Nggak tau ya

Jadi, Februari.
Masuk kuliah lagi. Laporan lagi. Kampus lagi. Olah raga lagi.
Semoga bisa jadi sibuk jadi bisa lebih tenang. Seperti lalat.

Masalahnya sekarang aku lagi belajar untuk mempercayai yang namanya harapan. Gimana, ya. Takut terlalu tinggi terus akhirnya jatuh nyungsrep ke dalam tanah. Nggak sakit kok, cuma mati rasa.

Dan cimta bertepuk sebelah tangan itu setidaknya sedikit lebih nyaman dari pada putus cinta...

salam kurang dari atau tiga.