Sunday, September 25, 2016

Nobody knows

I just lost another friend. She passed away in late July. She was my middle school friends. And we're pretty close to each other.

Yang menjadi kejutan adalah bulan Agustus 2011, kami tinggal di rumah tanteku selama beberapa hari. Ketika aku masih tidur, aku mendengar ketika dia ditanyai tentang meninggalnya Dewi. Dia dekat dengan Dewi, dia bahkan teman sebangku Dewi saat SMA dan dia teman sejak SD dengannya.

Saat aku di sana, di rumah temanku untuk melayat rasanya seperti hal yang kembali terulang. Untuk kedua kalinya aku kehilangan teman dan aku harus ada di sana saat mereka harus diangkat.

It was heartbreaking moment.

Aku tidak menyangka di umurku yang baru 20 tahun, aku sudah kehilangan tiga orang teman sebayaku.

Dan baru kemarin, keponakanku yang masih berusia 6 tahun kehilangan satu temannya. Di situ aku baru tahu, tidak peduli berapa umurmu, kamu bisa ditinggal orang temanmu sendiri. Which reminds you that you're not going to live in this world forever.

Dan kemudian aku mendapatkan kabar mengejutkan dari temanku, bahwa dia sudah melahirkan seorang bayi. Kenapa aku kaget? Dia hamil, aku tidak tahu. Apa lagi menikahnya. Aku sama sekali tidak tahu. Dia menyembunyikan semuanya. Tidak satu orangpun dari teman-temanku tahu.

Seminggu yang lalu aku datang ke rumahnya untuk melihat bayinya. Dan ketika aku melihat bayi itu, she's super cute. She was so small, she can't do anything, relying everything to her mom. And then I see my friend's eyes for her baby. She's young, but she looks at her daughter lovingly. 

Nobody knows. Nobody knows when you're going to married, when you're going to have babies, when you're going to die. You just live your life as it is. Going with the flow. 

Yang lucu adalah temanku akhirnya berlabuh kepada kekasihnya yang mereka sudah menjalani hubungan selama 8 tahun, Dan akhirnya they got a baby together.
Seandainya selama 8 tahun ini aku benar serius dengannya, would I have kids with him too?