Friday, February 2, 2018

I Have A Dream... but not really



Nggak seperti Martin Luther King Jr, aku nggak punya mimpi. It is so scary. Nggak punya mimpi artinya aku nggak punya tujuan, aku nggak punya motivasi dan aku nggak punya sesuatu untuk diperjuangkan. 

Ini aneh. Dulu aku dengan mudahnya menjawab pertanyaan "pengen jadi apa?". Dan itu mudah berganti-ganti. Mungkin itu penyebab aku nggak punya mimpi sekarang. Semuanya masih nggak pasti dan aku nggak suka sesuatu yang nggak pasti. 

Waktu masih TK, aku pengen kayak ibu, jadi Manager.  Itu karena aku selalu ada di kantor ibu dan toh orang tua nggak pernah menanamkan aku untuk punys profesi tertentu. Aku juga ingat waktu masih TK, aku pengen jadi Power Ranger kuning dan merah jambu, dan pengen jadi Sherina. Aneh kan? Padahal "textbook" pilihan karir anak tk itu kalo nggak polisi, dokter, ya presiden. 

Waktu masih SD, aku nggak inget aku pengen jadi apa aja. Yang kuinget aku pengen jadi pianis, jadi drummer, jadi konduktor musik, pengen jadi perenang dan pengen jadi penulis. Because that's all I did.. Aku les musik dan les renang, dan aku tahu dulu aku melakukannya dengan baik. Aku juga suka membaca, dan aku merasa tulisanku nggak buruk-buruk amat. Di SD juga aku punya pemikiran lucu... "Kalau semua cita-cita jadi presiden, kasian dong. Yang jadi presiden aja cuma orang satu aja." 

waktu di SMP, things got a little bit more interesting. Gara-gara detektif Conan, aku pengen jadi detektif. Gara-gara nonton CSI, aku pengen jadi ilmuan (atau orang yang kerja di laboraturium). Pengen jadi manager band gara-gara ayah dulu juga manager band dan saat itu yang udah nggak ada. Jadi penulis juga masih karena dulu lebih sering beli buku dan sering banget baca. 

Masuk SMA lebih keren lagi. Aku pengen jadi pembuat gitar, pengen jadi astrofisikawan, pengen jadi penulis. Aku sempet nggak pengen jadi apa-apa begitu masuk kelas dua SMA. Bahkan dulu daftar kuliah aja nggak mau karena aku memang nggak punya asalan buat masuk kuliah dan harus belajar lagi. Tapi akhirnya, aku pengen jadi kayak Abby Sciuto dan akhirnya kuliah. 

Sekarang begitu kuliah.... nope, aku nggak pengen kayak Abby Sciuto. Berat belajarnya harus banyak dan sangat rumit. Sarjana aja sulit begini gimana nanti ke depannya. Dan.... ya gitu.. sekarang nggak punya tujuan mau apa.

Walaupun banyak yang pengen aku lakuin, punya banyak harapan, tapi ya gitu. Hurdlenya banyak. Nggak dari eksternal yang seharusnya bisa dimaklumi, internal juga ada. Aku yang teledor sering jadi kendala. This is where I promise myself to be more careful.

Aku akhirnya beli buku agenda. Ya supaya nggak kelewatan aja. Walaupun google calendar membantu, I just don't really like it. 

Semoga aja ada jalannya, toh aku nggak pernah berharap jalannya terlalu mulus. Yang penting aku bisa menjalaninya aja.