Louboutin. 0. Disposable.
Ada yang tahu maksud
di atas? Itu adalah tiga hal yang aku katakan jika orang bertanya padaku, “Bagaimana
Anda mendeskripsikan diri Anda?”
Louboutin.
Ada yang tahu? Ini
memang brand terkenal. Christian
Louboutin—the designer—hanya membuat
satu dari setiap karyanya. Hanya satu. Dan aku juga seperti itu. Aku hanya
satu. You can’t fine someone exactly like
me. Aku ini limited edition.
0.
0 itu angka. Bukan
genap, bukan ganjil. Tapi dia memiliki nilai. Nol itu bukan bilangan yang
positif ataupun negatif. Angka nol melambangkan sesuatu yang tidak ada. Tapi
ketidakadaan itu sendiri ada, yaitu nol. Nol adalah angka yang sulit dimengerti
untuk yang memiliki logika pas-pasan. Kalau menginterpretasikan padaku, aku
sulit dimengerti.
Disposable.
Disposable dalam bahasa Indonesia berarti barang sekali pakai. Semua juga tahu
kan, arti sekali pakai? Jika sudah dipakai, ya buang saja. Sudah tidak berguna
kok.
Masalah disposable ini. Aku sedikit—katakanlah—miris.
Well, aku kenal banyak orang. Aku
berusaha membuat kenangan dengan mereka. Sayangnya, mereka pasti akan lupa. They come to me when they need me. Apa
itu layak dipanggil teman? What friends
are for? Apa maksudnya teman adalah di mana kamu butuh kamu akan datang dan
kalau sudah tidak lalu dibuang?
Masalahnya, orang yang
aku anggap teman dekat sekarang bahkan sudah melupakanku saat mereka punya
teman baru. Like always. Teman-teman
SMP-ku bahkan bersikap seperti who-is-this-little-trash-sitting-next-to-me
dengan pandangan sinis. Atau seperti, “I
don’t know you, why are you talking to me?”
Dan sekarang setelah
aku mau masuk kuliah aku dihadapkan di kenyataan bahwa aku “terdampar.” Aku
masuk universitas swasta. Dan teman-temanku masuk universitas Negeri. Aku
sendirian di sana. I wonder will they
forget me and look down on me after the year passed by?
Dan ini yang membuatku
berpikir ulang tentang arti berteman.
Apa aku harus
berteman?
Lalu, dilupakan?
No comments:
Post a Comment