Tuesday, July 9, 2013

Friends...?


Louboutin. 0. Disposable.

Ada yang tahu maksud di atas? Itu adalah tiga hal yang aku katakan jika orang bertanya padaku, “Bagaimana Anda mendeskripsikan diri Anda?”

Louboutin.

Ada yang tahu? Ini memang brand terkenal. Christian Louboutin—the designer—hanya membuat satu dari setiap karyanya. Hanya satu. Dan aku juga seperti itu. Aku hanya satu. You can’t fine someone exactly like me. Aku ini limited edition.

0.

0 itu angka. Bukan genap, bukan ganjil. Tapi dia memiliki nilai. Nol itu bukan bilangan yang positif ataupun negatif. Angka nol melambangkan sesuatu yang tidak ada. Tapi ketidakadaan itu sendiri ada, yaitu nol. Nol adalah angka yang sulit dimengerti untuk yang memiliki logika pas-pasan. Kalau menginterpretasikan padaku, aku sulit dimengerti.

Disposable.

Disposable dalam bahasa Indonesia berarti barang sekali pakai. Semua juga tahu kan, arti sekali pakai? Jika sudah dipakai, ya buang saja. Sudah tidak berguna kok.

Masalah disposable ini. Aku sedikit—katakanlah—miris. Well, aku kenal banyak orang. Aku berusaha membuat kenangan dengan mereka. Sayangnya, mereka pasti akan lupa. They come to me when they need me. Apa itu layak dipanggil teman? What friends are for? Apa maksudnya teman adalah di mana kamu butuh kamu akan datang dan kalau sudah tidak lalu dibuang?

Masalahnya, orang yang aku anggap teman dekat sekarang bahkan sudah melupakanku saat mereka punya teman baru. Like always. Teman-teman SMP-ku bahkan bersikap seperti who-is-this-little-trash-sitting-next-to-me dengan pandangan sinis. Atau seperti, “I don’t know you, why are you talking to me?”
Dan sekarang setelah aku mau masuk kuliah aku dihadapkan di kenyataan bahwa aku “terdampar.” Aku masuk universitas swasta. Dan teman-temanku masuk universitas Negeri. Aku sendirian di sana. I wonder will they forget me and look down on me after the year passed by?

Dan ini yang membuatku berpikir ulang tentang arti berteman.

Apa aku harus berteman?

Lalu, dilupakan?

No comments:

Post a Comment