Wednesday, December 31, 2014

Meninggalkan 2014

Tahun 2014. 18 tahun.

Sampai detik ini aku belum menemukan ingatan memalukan atau lucu di tahun ini. I've been so miserable. Tahun 2014 ini adalah tahun yang ingin aku hilangkan dari ingatanku. Banyak banget yang membuatku tidak bisa menikmati tahun ke-18ku. Dimulai dari sebuah perpisahan dan diakhiri dengan cinta bertepuk sebelah tangan. 2014 sungguh dramatis sepertinya.

Tahun ini begitu berat. Dan aku yakin tahun depan akan semakin berat. Bahkan beratnya belum bisa aku perdiksi. Yang jelas tahun depan aku pasti akan merasakan perasaan yang sedang kurasakan ini berkali-kali lipat lebih kuat dan lebih menyedihkan. Da mau tidak mau aku harus memulai mempersiapkan diriku mulai detik ini. Mulai hari terakhir di tahun yang tidak ingin aku ingat-ingat lagi.

Kalau disuruh memilih di tahun 2015 ini aku ingin lebih buruh dari ini atau lebih baik, aku memilih sedikit lebih buruk. Maksudku biar perasaan buruk ini diakumulasikan dan dihabiskan sekarang dibanding nanti saat aku tua aku masih merasakan yang seperti ini. Jurang tidak sedalam yang kau kira, kata Profesor Rando Kim.

Untuk sementara, untuk tahun depan dan tahun yang kedepannya lagi sampai aku lulus kuliah aku akan tinggal di jurang. Aku akan memulai menata jurang itu agar aku bisa tinggali. Aku akan membuat api kecil agar aku tetap hangat. Aku akan menikmati apa yang ada di dalam jurang itu sambil memahat satu persatu anak tangga untuk kembali naik. Dan aku berharap setelah lulus nanti aku bisa tersenyum dengan bangga. Dengan kebahagiaan yang meluap-luap sampi lautanpun tidak bisa menampungnya.

Biarkan tahun 2014 ini buruk, aku sudah tidak mau peduli lagi. Karena 2014 akan pergi. Bukan, aku akan meninggalkan 2014. Meninggalkannya jauh-jauh agar aku tidak bisa melihatnya lagi.

Saturday, December 13, 2014

Time, Go Slowly

Baru tadi siang aku dengan lantang dan berani berkata pada temanku bahwa aku akan baik-baik saja. Aku akan bersikap seperti biasa dan menjadi si orang gila yang tidak tahu malu. Baru beberapa jam yang lalu. Namun sekarang aku tiba-tiba terisak-isak  dan pemandanganku buram oleh caira bening itu.

Bagaimana rasanya? Aku tidak merasakan apa-apa. Aku hanya tiba-tiba tidak bisa menahannya lagi dan aku menangis sejadinya. Padahal tadi ketika aku bercerita kepada Tuhan aku sudah menangis sampai mataku pedih, tapi aku ternyata tidak bisa menghentikannya dengan lama. Aku hanya bisa seperti ini. Karena aku tidak bisa meraung dan aku tidak bisa duduk di bawah shower. Aku masih waras.

Lucunya saat ini aku sedang mendengarkan lagu berjudul "Time, Go Slowly". Lagu yang bercerita tentang seorang perempuan yang sedang jatuh cinta. Perempuan itu merasa bahwa saat dia bersama dengan orang yang dia cintai, waktu terasa berjalan terlalu cepat. Dia meminta agar waktu bisa memperlambat jalannya.

Aku? Bahkan situasiku tidak ada hubungannya. Lagu ini seperti ejekan buatku. Mereka sedang jatuh cinta, kan?

Menyedihkan. Kenapa selalu berakhir semenyedihkan ini. Atau ini bukan akhirnya, mungkin ini adalah awalnya. Siapa tau akhirnya akan lebih dari ini.

Tapi aku bakal baik-baik saja kan? Mereka bilang waktu akan terbang dan kita akan perlahan membaik.
Semoga dia tidak mematahkan sayap si waktu, ya.

ps: Ngomong-ngomong snowdrop sudah tutup, ya? Sayang sekali padahal aku berharap dia akan bertahan lama.