Thursday, February 10, 2011

Curhat Colongan part 1 : The Pain of LOVE

Hallo, saya kembali.

Well, saya memutuskan untuk "curhat" di sini. Sebenernya sih nggak mau, cuman karena blog nggak ada yang baca juga, jadi curhat aja lah ya.

Sekarang, saya -bisa dibilang- lagi galau.
Saya lagi naksir sama seseorang. Dia itu sangat SANGAT keren SEKALI. Banyak banget yang suka sama dia. Dan saya tidak tahu betapa banyaknya. Bahkan, salah satu temen mentoring saya ada yang suka. Dan selama beberapa tahun belakangan, saya biasa aja.
Tapi, semuanya sedikit berubah semenjak saya sering mimpiin dia. Bayangkan, mimpiin orang yang sama selama 3 minggu berturut-turut!! Saya mulai, well, cemburu. Selama 3 tahun saya naksir sama dia, nggak ada tu kata terucap "Aku cemburu." Kata orang kan kalo cemburu berarti cinta, dulu saya kira saya nggak cinta sama dia.
Begitu saya mulai belajar untuk tidak menyukai dia lagi dan aku mulai merasakan aku udah nggak suka sama dia seperti dulu lagi, aku malah dihadapkan dengan kenyataan kalau aku tambah naksir sama dia. Kenyataannya, aku tidak bisa menerima kenyataan itu. Aku nggak suka.
Anehnya, kenapa kalau aku memang cinta, saat aku membayangkan wajahnya ada rasa sakit di dada? Padahal, setiap aku melakukan hal apapun, aku selalu keinget dia . Dan sedihnya, setiap aku mikirin dia, ada gitu rasa nyeri di dada. Harusnya. kalau jatuh cinta kan rasanya berbunga-bunga. Lha ini. kenapa aku malah merasa sakit? Ini abnormal.

Mungkin, ini salah satu dari resiko menjadi secret admirer. Aku, nggak pernah bisa untuk menyatakan perasaanku kepada oraang yang aku sukai itu. Aku lebih suka menjadi orang yang menyukai dia secara diam-diam. Aku tidak bisa menjadi seperti temanku, dia bisa mengatakan kepada orang yang dia suka secara terang-terangan. Aku malah malu untuk mengungkapkannya.
Ada yang bilang, "menjadi secret admirer adalah tindakan yang egois. Sang kekasih tak pernah tahu bahwa ia menjadi tokoh yang sangat dikagumi pengagum. Ia tak pernah diberi kesempatan untuk ikut memberi perhatian, atau bahkan ikut memberi cintanya. Dan yang paling parah, ia mungkin akan memilih orang yang tak bisa mencintai sedalam aku mencintainya" Tapi kalau cinta kamu tak berbalas dan itu kenyataannya? Apa itu termasuk egois?
Nyatanya, nggak ada satupun cinta aku yang berbalas. Serius. Aku memang dianggap hebat untuk membuat suatu karakter merasakan indahnya cinta, tapi aku -sang penulis- tidak pernah merasakannya. Hidup terkadang memang tidak adil, kan?

Mungkin kamu yang baca ini bisa aja bilang kalau aku ababil. Tapi aku tidak seababil itu. Setidaknya aku tau kalau Jatuh Cinta bukan hal yang paling indah. Aku tidak suka jatuh cinta, tapi aku juga nggak bisa membencinya. Karena aku sedang jatuh cinta. Dengan orang yang sama, selama 3 tahun belakangan ini. Dan setiap aku memikirkannya rasanya aku jatuh cinta padanya untuk yang pertama kalinya.
"Yaitu, Muslim yang gentle, yang berani melepaskan Muslimah yang dicintainya kepada saudara Muslim lainnya yang lebih siap darinya dalam urusan menikah"
Muslimah yang gentle adalah muslimah yang berani merelakan yang dicintainya untuk mendapatkan Muslimah yang lebih baik darinya.

Salam cenat-cenut

ocaocca

No comments:

Post a Comment